Jalur kereta api dari Stasiun Purwosari Solo menuju Stasiun Kota Sangkrah Solo, sepanjang sekitar enam kilo meter kini akan dihidupkan kembali dengan dilayani oleh kereta api uap untuk kegiatan pariwisata. "Jadi nanti untuk jalur kereta api yang berada di pinggir jalan Slamet Riyadi Solo, akan dilayani kereta api uap buatan Jerman tahun 1902, yang menggunakan bahan bakar kayu," kata Walikota Surakarta Joko Widodo saat meninjau lokomotif di Museum Kereta Api Ambarawa, Senin (20/4). Kereta api wisata yang akan dioperasikan pada Juni 2009 di jalur tersebut, tidak hanya lokomotifnya saja yang kuno tetapi juga termasuk gerbongnya. "Lokomotifnya buatan Jerman tahun 1902, diambilkan dari Museum Palagan Ambarawa, sementara gerbongnya dari Magelang dan Bandung, yang semuanya saat ini kondisinya masih baik dan secepatnya akan dilakukan rehabilitasi," katanya. Mengenai investasi untuk menghidupkan kereta api kuno tersebut, Joko Widodo mengatakan pihaknya telah menganggarkan dana lewat APBD Tahun 2009 sebesar Rp 1,1 miliar. "Untuk menghidupkan kereta api kuno tersebut nanti akan dilakukan kerjasama dengan PT KAI, dan biro-biro perjalanan yang akan memasarkan," katanya. Pengoperasian kembali kereta api pariwisata ini dimaksudkan untuk mengangkat kembali citra kota Solo, dalam rangka pengembangan pariwisata, yang sekaligus juga meningkatkan ekonomi masyarakat. "Saya yakin ini akan bisa jalan baik kalau pengelolaannya benar," katanya. Kepala Daop VI PT KAI Yogyakarta Yayat Rustiandi, mengatakan untuk jalur kereta api dari Stasiun Purwosari-Stasiun Kota Solo, Sukoharjo dan Wonogiri, sebenarnya sampai saat ini masih jalan yaitu dilayani kereta api ekonomi yang sehari hanya sekali. Untuk meningkatkan pelayanan mulai tahun 2009 rel kereta api dari Solo sampai Wonogiri akan dibangun atau diperbaiki, agar pelayanan kereta api di jurusan tersebut bisa maksimal. (Courtesy By Kompas/Antara)
Wednesday, April 29, 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment