BOSAN mengisi liburan akhir pekan di Jakarta? Sebuah kompleks wisata budaya Sunda Bogor yang dikenal dengan Kampung Budaya Sindangbarang (KBS) menawarkan suasana lain. Kita bisa tinggal di dalam rumah-rumah bergaya arsitektur tradisional Sunda di lereng timur Gunung Salak, tepatnya di Desa Pasir Eurih, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor. Dengan luas lahan 8.600 meter persegi, di kompleks KBS saat ini ada 28 bangunan. Dahulu, dalam sebuah kampung adat Sunda, bangunan-bangunan itu untuk dihuni dan digunakan pupuhu (kepala adat), panggiwa (pembantu ahli pupuhu), beserta kokolot (para tokoh adat). Tamu yang menginap di sana dapat berinteraksi dan mengikuti irama kegiatan penduduk setempat, sementara uang sewa dari rumah-rumah itu dikelola komunitas tersebut untuk memelihara lingkungan mereka.Berdasarkan data yang dimiliki komunitas pemerhati budaya Sunda, Bogor, dan Kampung Budaya Sindangbarang, tercatat ada 78 lokasi situs sejarah Pakuan Sindangbarang di desa tersebut. Situs itu, antara lain, berupa mata air Jalatunda, Taman Sri Bagenda, punden Majusi, bukit kecil berundak, punden Surawisesa, punden Leuweung Karamat, batu tapak, menhir, dan dolmen. Situs-situs tersebut kini berada di tengah perkampungan penduduk, persawahan, atau lahan yang dikeramatkan. Ada juga kemungkinan sebagian situs rusak dan hilang. Ini adalah kampung adat ke-20 yang ada di Jawa Barat.Menurut Pupuhu (Kepala Adat) Kampung Budaya Sindangbarang Achmad Mikami Sumawijaya, setelah terputus lebih dari 32 tahun, tradisi adat yang menjadi daya tarik wisata kini mulai rutin digelar, di antaranya Seren Taun yang telah digelar untuk keempatkalinya. (Courtesy Kompas/Antara)
Tuesday, February 24, 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment