Mencari lokasi wisata alam yang indah, seru, tapi mudah dijangkau dari Kota Bandung? Tidak ada salahnya Anda mengunjungi Curug Cimahi. Selain pemandangan alam berupa air terjun alami setinggi 85 meter- salah satu yang tertinggi di Bandung dan sekitarnya, obyek wisata ini menawarkan pesona flora dan fauna yang indah.
Memasuki gerbang Curug Cimahi yang sempit, pemandangan berupa ngarai yang luas dan tinggi bakal langsung menyita perhatian kita. Dari kejauhan, di sela-sela semak dan pepohonan cemara yang menjulang, Curug Cimahi berdiri angkuh membelah ngarai. Suara deru air sungai yang jatuh dari ketinggian terdengar sayup-sayup seolah menggoda pengunjung untuk mendekat.
Namun, jangan pernah menganggap sepele untuk bisa meraih dasar curug ini. Di depan mata, terbentang 600 meter jalan setapak dengan 506 anak tangga ke bawah. Butuh waktu setidaknya 15-20 menit waktu normal untuk menempuh ke dasar air terjun. Jalan menyusuri ngarai di Desa Kertawangi, Cisarua, Bandung Barat ini cukup curam dan juga berkelok-kelok.
Untungnya, jalan setapak ini seluruhnya dalam kondisi baik. Terbuat dari batu-batu kali yang tidak akan becek kala musim hujan tiba seperti saat sekarang ini. Namun, saat gerimis, Anda harus hati-hati melangkah. Bisa-bisa terpeleset dan terkilir. Parahnya, bisa terperosok ke jurang. Jalan setapak yang lebarnya 1,2 2,5 meter ini betul-betul ada di pinggir jurang dan kadang hanya diberi batas pegangan kayu yang tentu tidak kuat buat menopang badan.
Di sepanjang perjalanan, jika beruntung, Anda akan menemui pribumi setempat yaitu monyet ekor panjang (Macaca Fascicularis ). Kawasan wisata ini merupakan salah satu tempat habitat satwa jenaka ini. Populasinya kini diperkirakan 100 ekor. Kera-kera liar ini biasa bersarang di pepohonan tinggi dan berdaun lebat. Sesekali mereka muncul di jalan setapak untuk memungut remah-remah makanan yang dijatuhi pengunjung.
Jika Anda termasuk penggemar burung-burung liar, tempat ini dapat memuaskan. Di ketinggian 600 meter dari dasar curug, persis di sebelah kanan aliran air terjun, Anda bisa menyaksikan burung-burung dari berbagai jenis, mayoritas jalak dan ciung batu kecil (Myophonus glaucinus) bersarang di bebatuan terjal. Jumlahnya yang hanya puluhan ini hanya bisa diamati jika Anda membawa teropong.
Dituntut stamina kuat untuk bisa melewati jalan setapak yang curam ini. Apalagi, jika pulang dan harus menapakinya kembali. Diusahakan Anda membawa bekal atau pun baju ganti yang cukup selama perjalanan. Tempat ini kerap dijadikan area jogging track penduduk setempat maupun dari Bandung dan sekitar Cimahi. "Pemandangannya sangat indah. Rasa capai pun tidak terasa," tutur Nunu Sumarna (52), warga Cimahi yang datang berkunjung ke tempat ini seminggu sekali.
Air cukup
Rasa lelah menuruni tangga pun akan lunas terbayar saat embun hasil percikan air terjun membasuh peluh di wajah. Siapa pun yang tiba di bawah, bakal tidak kuasa untuk menikmati air segar dan dingin dari curug dengan sekedar cuci tangan, membasuh kaki, atau pun mandi. Lepaskan dahaga dan lapar dengan mencoba berbagai camilan, penganan dan makanan yang dijajakan di berbagai warung sederhana yang tersedia di sekitar dasar air terjun ini. Jangan lupa cicipi wajik bakar yang juga menjadi jajanan khas di sini.
Menurut Engkos Kosasih(51), tokoh setempat, jika dilihat dari atas, air terjun ini memiliki dua tingkat. Curug Cimahi ini termasuk yang unik. Sesuai namanya cimahi alias air cukup, debit air terjun ini selalu sama, baik saat musim hujan atau pun kemarau. "Namun, dibandingkan puluhan tahun lalu, debitnya jauh berkurang. Dahulu, tahun 1970-an, derasnya bisa lima kali lipat dari sekarang," tuturnya.
Debit air yang mengalir ke Kota Cimahi ini dalam tiga dasawarsa terakhir makin berkurang karena eksploitasi air Sungai Cimahi untuk pemukiman serta air PDAM di dua daerah sekaligus, yaitu Kabupaten dan Kota Bandung. Padahal, dahulu, saat percikan air sungai begitu deras dan terhempas hingga berpuluh-puluh meter dari lokasi, biasa tercipta pelangi di daerah ini. (Courtesy Kompas/Antara)
Memasuki gerbang Curug Cimahi yang sempit, pemandangan berupa ngarai yang luas dan tinggi bakal langsung menyita perhatian kita. Dari kejauhan, di sela-sela semak dan pepohonan cemara yang menjulang, Curug Cimahi berdiri angkuh membelah ngarai. Suara deru air sungai yang jatuh dari ketinggian terdengar sayup-sayup seolah menggoda pengunjung untuk mendekat.
Namun, jangan pernah menganggap sepele untuk bisa meraih dasar curug ini. Di depan mata, terbentang 600 meter jalan setapak dengan 506 anak tangga ke bawah. Butuh waktu setidaknya 15-20 menit waktu normal untuk menempuh ke dasar air terjun. Jalan menyusuri ngarai di Desa Kertawangi, Cisarua, Bandung Barat ini cukup curam dan juga berkelok-kelok.
Untungnya, jalan setapak ini seluruhnya dalam kondisi baik. Terbuat dari batu-batu kali yang tidak akan becek kala musim hujan tiba seperti saat sekarang ini. Namun, saat gerimis, Anda harus hati-hati melangkah. Bisa-bisa terpeleset dan terkilir. Parahnya, bisa terperosok ke jurang. Jalan setapak yang lebarnya 1,2 2,5 meter ini betul-betul ada di pinggir jurang dan kadang hanya diberi batas pegangan kayu yang tentu tidak kuat buat menopang badan.
Di sepanjang perjalanan, jika beruntung, Anda akan menemui pribumi setempat yaitu monyet ekor panjang (Macaca Fascicularis ). Kawasan wisata ini merupakan salah satu tempat habitat satwa jenaka ini. Populasinya kini diperkirakan 100 ekor. Kera-kera liar ini biasa bersarang di pepohonan tinggi dan berdaun lebat. Sesekali mereka muncul di jalan setapak untuk memungut remah-remah makanan yang dijatuhi pengunjung.
Jika Anda termasuk penggemar burung-burung liar, tempat ini dapat memuaskan. Di ketinggian 600 meter dari dasar curug, persis di sebelah kanan aliran air terjun, Anda bisa menyaksikan burung-burung dari berbagai jenis, mayoritas jalak dan ciung batu kecil (Myophonus glaucinus) bersarang di bebatuan terjal. Jumlahnya yang hanya puluhan ini hanya bisa diamati jika Anda membawa teropong.
Dituntut stamina kuat untuk bisa melewati jalan setapak yang curam ini. Apalagi, jika pulang dan harus menapakinya kembali. Diusahakan Anda membawa bekal atau pun baju ganti yang cukup selama perjalanan. Tempat ini kerap dijadikan area jogging track penduduk setempat maupun dari Bandung dan sekitar Cimahi. "Pemandangannya sangat indah. Rasa capai pun tidak terasa," tutur Nunu Sumarna (52), warga Cimahi yang datang berkunjung ke tempat ini seminggu sekali.
Air cukup
Rasa lelah menuruni tangga pun akan lunas terbayar saat embun hasil percikan air terjun membasuh peluh di wajah. Siapa pun yang tiba di bawah, bakal tidak kuasa untuk menikmati air segar dan dingin dari curug dengan sekedar cuci tangan, membasuh kaki, atau pun mandi. Lepaskan dahaga dan lapar dengan mencoba berbagai camilan, penganan dan makanan yang dijajakan di berbagai warung sederhana yang tersedia di sekitar dasar air terjun ini. Jangan lupa cicipi wajik bakar yang juga menjadi jajanan khas di sini.
Menurut Engkos Kosasih(51), tokoh setempat, jika dilihat dari atas, air terjun ini memiliki dua tingkat. Curug Cimahi ini termasuk yang unik. Sesuai namanya cimahi alias air cukup, debit air terjun ini selalu sama, baik saat musim hujan atau pun kemarau. "Namun, dibandingkan puluhan tahun lalu, debitnya jauh berkurang. Dahulu, tahun 1970-an, derasnya bisa lima kali lipat dari sekarang," tuturnya.
Debit air yang mengalir ke Kota Cimahi ini dalam tiga dasawarsa terakhir makin berkurang karena eksploitasi air Sungai Cimahi untuk pemukiman serta air PDAM di dua daerah sekaligus, yaitu Kabupaten dan Kota Bandung. Padahal, dahulu, saat percikan air sungai begitu deras dan terhempas hingga berpuluh-puluh meter dari lokasi, biasa tercipta pelangi di daerah ini. (Courtesy Kompas/Antara)
4 comments:
> > From: "Avy - Edwina Gobel"
> > Date: Wed, 17 Dec 2008 20:04:34 +0700
> > Subject: MyTravel - Suatu Kesalahan Besar!!!! (Please
> > spread this out
> > guys..)
> >
> > Ini tentang perjalanan buruk saya bersama MyTravel, travel
> > agent yang paling
> > buruk yang pernah saya temui!
> >
> >
> > Saya dan teman-teman saya berencana ingin menghabiskan
> > weekend di Singapore
> > pada tanggal 12 - 15 Desember 2008, mengambil paket tur
> > dari MyTravel,
> > sekalian dengan acara Zouk Out 2008 di Siloso Beach Sentosa
> > Island
> > Singapore.
> > Harga paket yang ditawarkan kepada kami memang sangat
> > murah. Hanya Rp.
> > 2.250.000
> > net per orang dengan minimum 5 orang dalam satu grup. Kami
> > sudah
> > melaksanakan
> > apa yang menjadi kewajiban kami sebagai peserta, yaitu
> > memberikan uang DP,
> > uang
> > Fiskal & Airport Tax, passport dan melunasi pembayaran
> > sebelum kami semua
> > berangkat. Intinya, kami sudah berusaha menepati apa yang
> > seharusnya menjadi
> > kewajiban kami terhadap MyTravel...
> >
> >
> > Keanehan pertama muncul ketika kami mau berangkat. Ketika
> > sudah berkumpul di
> > bandar udara Soekarno Hatta Cengkareng, kami ingin
> > memastikan nama hotel
> > yang
> > dijanjikan oleh mereka. Penginapan awal yang dijanjikan
> > oleh mereka adalah:
> > Apartemen Lucky Plaza. Lalu kemudian berubah (tanpa
> > pemberitahuan) menjadi
> > Bencoolen Hotel/ Hotel Strand atau setaraf lainnya. Dan
> > ketika hari H,
> > ternyata
> > bukan salah satu diantara yang mereka janjikan itu. Mereka
> > tidak bisa
> > menjawab
> > nama hotel yang akan kami tempati, dengan alasan, nanti
> > sampai Batam, akan
> > ada
> > leader yang lebih tinggi akan memberitahu. Begitu sampai
> > Batam, ternyata
> > kami
> > belum mendapatkan jawaban juga! Kami tanya kepada semua
> > panitia dan tur
> > leader
> > kami, mereka masih belum tau dimana kita akan menginap.
> > Sedangkan, niat saya
> > begitu sampai di singapore adalah janjian dengan teman saya
> > yang kebetulan
> > orang
> > Singapore.
> >
> > Dan herannya, ketika kami sampai batam, ternyata kapal
> > ferry yang rencananya
> > akan mengantar kita semua itu mundur. Hmmm.. mundur? Apakah
> > itu tidak salah?
> > Kapal Ferry Penguin itu saya cek jadwalnya ada setiap 2 jam
> > sekali.. Kenapa
> > mesti mundur? Ternyata panitia salah perhitungan. .
> > Seharusnya, kami itu
> > naik
> > kapal ferry pada pukul 14.00, namun sepertinya panitia
> > sengaja memundurkan
> > jam
> > untuk naik kapal jam 16.00. Kami mendarat di Batam pukul
> > 11..30. Sempat
> > menunggu
> > lama untuk bagasi kami keluar. Ketika sampai Batam Center,
> > pukul 13.00,
> > mungkin
> > karena tim panitia yang sedikit, jadi mereka merasa tidak
> > akan keburu untuk
> > mengejar kapal yang jam 14.00. Alhasil, kami harus menunggu
> > 3 jam di Batam,
> > lantang luntung tidak jelas..
> >
> > Ketika akhirnya kami sampai di Singapore, hari sudah gelap.
> > Sekitar pukul
> > 19.00
> > waktu setempat. Kami harus menunggu lagi bus yang
> > mengantarkan kami ke hotel
> > cukup lama. Sekitar 45 menit. Ketika kami sudah sampai di
> > hotel, saya sangat
> > kaget karena ternyata hotel yang diberikan oleh panitia
> > berada di daerah Joo
> > Chiat Rd, salah satu RED DISTRICT area yang ada di
> > Singapore. Jadi,
> > rombongan
> > kami terbagi dalam 3 hotel, ada hotel 81 Sakura, 81 Opera
> > dan 81 Classic. Di
> > sebelah kanan kiri hotel kami ada KTV (Karaoke Pub) yang di
> > depannya pun
> > sudah
> > berdiri gadis-gadis Vietnam. Saya tergabung di Grup Hijau
> > dengan tour leader
> > bernama RIZKY aka FLASH (biasa dipanggil oleh
> > teman-temannya begitu). Ketika
> > sampai di hotel 81 Sakura, kami diberitahu bahwa grup hijau
> > menginap di 81
> > Opera. Ketika sampai di Opera, kami diberitahu bahwa kamar
> > disitu FULL. Jadi
> > kami harus jalan kaki sambil membawa koper kami ke 81
> > Classic yg terletak
> > sekitar 1 blok dari situ. Ketika sampai di
> > 81 Classic, ternyata, hotel kami itu FULL juga! Apa
> > maksudnya? Kami sudah
> > jalan kaki pindah dari satu hotel ke hotel lain, dan
> > ternyata FULL juga!
> > Lalu
> > kami mau tidur dimana? Di pinggir jalan? Setelah menunggu
> > lama, akhirnya
> > paniti
> > memberitahu kami bisa dapat kamar di Opera, dan kami
> > dianjurkan jalan kaki
> > (LAGI!) menuju hotel tersebut. Jam sudah menunjukkan pukul
> > 21.00, jadi total
> > perjalanan kami untuk sampai ke sing adalah 12 jam!! WOW!!
> > Karena badan
> > sudah
> > lelah dan kesal, kami menolak untuk jalan kaki. Kami
> > memberhentikan taksi,
> > tapi
> > tidak ada satupun taksi yang mau membawa kami ke hotel 81
> > Opera karena
> > jaraknya
> > terlalu dekat untuk naik taksi. Akhirnya pihak panitia
> > memberikan SGD 10 ke
> > supir taksi untuk mengantarkan rombongan kami. Ketika
> > sampai di 81 Opera,
> > saat
> > itu sudah pukul 23.00 dan kagetlah kami ketika masuk kamar.
> > Kamar saya bau
> > tengik sekali seukuran 4x4 dan sempit, ada handuk yang
> > masih tergantung dan
> > kamar mandinyapun masih basah seperti
> > habis dipakai orang. Ceilingnya pendek, tidak ada jendela
> > atau ventilasi,
> > sampah-sampah yg ada di kamar belum diangkat dan ketika AC
> > saya nyalakan,
> > mesinnya berbunyi-bunyi seperti mau reot.. Cat
> > dindingnyapun retak-retak,
> > persis
> > seperti rumah hantu. Kamar teman saya, di 205 lebih parah
> > lagi! Ketika dia
> > masuk, dia melihat kamarnya masih berantakan, di tempat
> > tidurnya masih ada
> > 'bulu-bulu rambut halus' di tempat tidur, ada
> > kondom terletak di lantai,
> > dan kamar mandinyapun masih basah, lembab dan di lantainya
> > juga banyak
> > rambut-rambut berserakan. Jelas sekali kamar ini habis
> > dipakai. Ternyata,
> > hotel
> > ini merupakan hotel yang biasa dipakai untuk 'short
> > time'. Harga 1
> > jamnya adalah $10++. Teman saya di kamar 404, lebih parah
> > lagi.. Toiletnya
> > sempit sekali, untuk merentangkan tangan ke samping saja
> > tidak bisa! Luasnya
> > mungkin sekitar 2x6. Kakus dan shower menjadi 1. Bayangkan,
> > anda duduk di
> > kakus,
> > di sebelah kiri anda langsung shower! Jadi setelah anda
> > buang
> > air, anda bisa langsung mandi diatas kakus! Saya mencoba
> > ikhlas dengan
> > keadaan
> > kamar saya, karena saya sadar bahwa ini merupakan paket
> > murah, jadi pasti
> > hotelnyapun budget hotel. Saya dan rombonganpun (sekitar 10
> > orang) akhirnya
> > rela
> > pindah hotel ke Novotel Clark Quay yang satu malamnya
> > seharga SGD 200.
> > Namun,
> > keesokan harinya saya bertemu dengan rombongan lain.. Saya
> > tanya tentang
> > hotel
> > mereka yang di 81 Sakura dan 81 Classic, ternyata kamar
> > mereka itu bagus!
> > Ada
> > DVD player, kamar berlantai kayu yg minimalis, kulkas, AC
> > dingin, bersih,
> > wangi,
> > bahkan ada bathup di kamar mandinya dan jendela ventilasi
> > udara! Tidak
> > percaya,
> > saya mengecek ke kamar dia untuk melihat dengan mata kepala
> > saya sendiri.
> > Dan
> > ternyata BENAR!!
> >
> > Tanpa ba bi bu, saya langsung complain ke pihak panitia,
> > saya bertanya
> > kenapa
> > kamar disini lebih bagus daripada kamar saya? Jawaban
> > mereka adalah:
> > "karena ratenya sama, kami pikir semua kamarnya juga
> > sama" Dan
> > ternyata merekapun belum pernah mengecek keadaan kamar di
> > 81 Opera itu
> > seperti
> > apa, apakah layak untuk ditempati atau tidak. Curangnya
> > lagi, SEMUA panitia
> > termasuk team leader saya, berada di hotel 81 Sakura YANG
> > PALING BAGUS ITU!
> > Kenapaa?? Kenapa bisa ada perbedaan seperti itu? Saya dan
> > rombongan saya
> > mendapatkan kamar yang paling busuk?! Apakah karena
> > rombongan yang ada
> > disitu
> > adalah teman-temannya panitia dan kenal dekat dengan
> > mereka? Apakah karena
> > disitu ada rombongan manajemen artis yang ikut? Apakah
> > karena disitu anaknya
> > 'asik-asik'? ? Atau aapa???!! Ketika saya bertemu
> > team leader saya, saya
> > tanya kepada dia, apakah dia tau saya sekarang menginap
> > dimana? Dia jawab
> > bahwa
> > dia tidak tahu, dia pikir saya masih tinggal di 81 Opera,
> > padahal saya
> > sudah 2 hari pindah hotel!! Apakah seperti itu team leader
> > yang baik? Kami
> > semua adalah tanggungan dia, namun dia memperhatikan
> > kamipun tidak!! Sama
> > sekali
> > tidak ada komunikasi terhadap team leader dan anggotanya..
> >
> > Hari Sabtu pagi, kami sempat jalan-jalan sebentar di
> > Orchard Road. Panitia
> > menjanjikan akan menjemput kami di Wisma Atria jam 17.00,
> > namun, sampai
> > pukul
> > 18.00 kami tunggu, jemputan tidak muncul-muncul juga.
> > Akhirnya kami naik
> > taksi
> > sendiri ke hotel kami dan mulai bersiap-siap untuk acara
> > Zouk Out '08 di
> > Siloso Beach. Transportasi dari hotel ke Siloso Beach
> > (seperti biasa) ngaret
> > dari jadwal. Harusnya kami berangkat pukul 19.30, karena
> > biasanya jalan
> > menuju
> > Sentosa akan sangat macet, apalagi kalau ada acara. Namun
> > kami baru jalan
> > pukul.
> > 20.30. Panitia sudah menentukan meeting point dan berjanji
> > untuk berkumpul
> > di
> > meeting point tersebut pukul 06.00 pagi. Pukul 05.30, saya
> > dan rombongan
> > sudah
> > berkumpul di meeting point tersebut. Namun, setelah
> > menunggu-nunggu, kok
> > panitia
> > belum ada yang muncul satupun. Ketika jam sudah menunjukkan
> > 06.30, saya
> > tidak
> > kuat, akhirnya saya meninggalkan rombongan dan pulang
> > sendiri naik shuttle
> > service dari sentosa dan
> > melanjutkan dengan naik MRT menuju hotel. Ketika saya
> > sampai hotel, teman
> > saya
> > mengabari bahwa ternyata panitia baru muncul di meeting
> > point jam 7 lewat
> > (hampir setengah 8) dengan kondisi masih 'kenceng',
> > memakai kacamata
> > hitam dan bibir gremetan, tanpa merasa bersalah sedikitpun.
> > Sedangkan
> > teman-teman saya sudah cape, lelah, mengantuk setelah 9 jam
> > berada di Zouk
> > Out.
> > Jadi ternyata, kami malah yang menunggu mereka yang masih
> > sedang asyik party
> > di
> > dalam Zouk Out!! Bus yang harusnya menjemput juga lama
> > sekali tidak datang,
> > dan
> > bus tersebut menurunkan rombongan di pinggir jalan sekitar
> > 1 blok dari hotel
> > dan
> > semuapun harus berjalan kaki sambil hujan-hujanan pukul 9
> > pagi! Ini jelas
> > sekali
> > tidak sesuai dengan apa yang ada di dalam perjanjian paket
> > perjalanan ini!
> >
> > Hari senin, adalah hari kepulangan kami. Malam sebelumnya
> > (Minggu), saya
> > menghubungi Manager dari MyTravel, namanya adalah Mbak Umi.
> > Saya minta agar
> > tiket saya diantar ke hotel, saya mau mengurus cek in
> > sendiri, jalan ke
> > airport
> > sendiri, saya sudah malas sekali berurusan dengan pihak
> > panitia yang
> > 'gendeng' ini! Mbak Umi dengan berbagai alasan,
> > memberitahu bahwa tiket
> > tidak bisa diberikan langsung ke peserta, kalau mau, ambil
> > ke hotel 81
> > Sakura
> > dan kami harus check in bareng-bareng atau langsung saja
> > bertemu di airport
> > hari
> > senin. Saya ngotot minta tiket saya malam itu juga. Lalu
> > mbak Umi akhirnya
> > berjanji kepada saya, bahwa hari Senin pagi-pagi jam 8,
> > akan ada orang yang
> > akan
> > mengantarkan tiket ke hotel saya, sekalian mobil untuk
> > menjemput rombongan
> > kami.
> > Namun, sampai pada harinya, saya tunggu tiket dan mobil
> > tidak ada yang
> > muncul.
> > Saya tunggu sampai jam 12 siang, akhirnya saya check out
> > dan saya segera
> > meluncur ke 81 Sakura untuk mengambil tiket saya
> > disana. Ketika sampai sana, tiket sayapun ternyata tidak
> > ada!! Alasannya,
> > ada
> > di airport dan kami harus langsung kesana. Yang saya tidak
> > bisa terima
> > adalah,
> > kenapa mbak umi menjanjikan untuk bisa mengantarkan tiket
> > saya dan
> > teman-teman
> > saya?? kalau memang tidak bisa menepati, lebih baik jangan
> > berjanji! Saya
> > merasa
> > ditipu dan dibohongi.. Pesawat yang dijanjikan jam 5 sore,
> > sampai pukul 3
> > kami
> > tunggu tidak ada kabar juga! Padahal kalau international
> > flight, kami
> > harusnya
> > sudah berada di bandara dan check in.. Akhirnya, kami
> > berangkat ke airport
> > Changi. Sampai sana juga kami masih lantang luntung tidak
> > jelas menunggu
> > tiket.
> > Saya push terus pihak panitia agar saya bisa pulang.
> > Airlines yang
> > dijanjikan
> > juga berubah lagi. Sayapun bisa mendapatkan pesawat garuda
> > pukul 05.45,
> > namun
> > teman-teman saya satu rombongan belum juga mendapatkan
> > kejelasan. Tidak
> > sabar,
> > akhirnya saya mengurus sendiri tiket saya ke counter
> > Garuda, dan ketika saya
> > tanya, status tiket
> > teman-teman saya ternyata semua masih waiting list, karena
> > full untuk semua
> > jam penerbangan dan pihak MyTravel baru saja mem-booking
> > tiket tersebut tadi
> > siang! What??! jadi ternyata tiket pulang saya itu belum
> > dibeli.. Karena
> > kebetulan salah satu teman saya memang buru-buru untuk
> > pulang, akhirnya dia
> > membeli tiket sendiri di SQ seharga SGD 422 untuk terbang
> > pukul 16.00.
> > Rombongan
> > saya juga terus push pihak panitia untuk bisa pulang juga.
> > Dan akhirnya
> > kamipun
> > terpisah-pisah pulangnya. Ada yang jam 17.45 naik garuda
> > dan 18.10 naik
> > Lufthansa. Dan sisanya, masih tidak jelas juga bisa pulang
> > atau tidak.
> > Sesampainya di Jkt, saya menghubungi teman saya yang masih
> > di sing, ternyata
> > mereka menunggu di changi airport sampai pukul 23.30, dan
> > akhirnya tidak
> > bisa
> > pulang ke Jkt. Ada yang sudah menunggu di airport dari jam
> > 12 siang, dan
> > belum
> > bisa pulang juga sampai pukul 23.30!!! Total hampir kurang
> > lebih12 jam lagi
> > menghabiskan waktu di airport, useless tanpa hasil
> > apa-apa. Mereka akhirnya kembali lagi ke hotel 81 Sakura,
> > dibukakan kamar
> > disitu, dengan status tiket yang masih tidak jelas juga...
> > Hari selasa,
> > akhirnya
> > teman-teman saya di rombongan lain bisa pulang, itupun
> > terpisah-pisah. . Ada
> > yang jam 6 pagi, jam 11 dan jam 2 siang... Airlinesnyapun
> > berbeda-beda. Ada
> > yang
> > naik Lion Air, ada juga yang naik Garuda. Hal ini
> > menunjukkan betapa tidak
> > organize dan ketidak profesionalan dari pihak MyTravel.
> > Semua yang
> > dijanjikan di
> > kontrak, hasilnya NOTHING! Permintaan maafpun tidak pernah
> > saya terima
> > keluar
> > dari mulut para panitia. Sogokan permintaan maafpun dari
> > merekapun sangat
> > ajaib.. mereka menawarkan sebutir ecstassy dan happy five
> > kepada salah satu
> > teman saya, agar kami bisa melupakan masalah ini. WHAT THE
> > FUCK IS THAT??!
> > OH
> > NO.. Ingin saya cabik-cabik rasanya muka panitia itu.
> > Apakah harga diri saya
> > hanya dihargai semurah dan serendah itu? Please.. Shame on
> > you!
> >
> >
> > Pada dasarnya, kami tidak masalah jika panitia memang ingin
> > party dan
> > bersenang-senang. . Saya mengerti dan maklum saja kok.
> > Namun, posisi mereka
> > disini adalah bekerja! Sepertinya inti dari paket
> > perjalanan yang saya bayar
> > ini
> > adalah untuk membiayai mereka party abis sampai-sampai lupa
> > pada tanggung
> > jawabnya! Bukankah terbalik ya? Seharusnya panitia yang
> > menjaga kita, tapi
> > malah
> > kita yang menjaga panitia.
> >
> > Ini adalah data-data tentang MyTravel, semoga jika lain
> > kali anda melihat
> > travel ini, anda bisa mengingat-ingat cerita saya dan
> > teman-teman saya yang
> > apes
> > dan malang ini. Semoga hal ini tidak terjadi kepada diri
> > anda.. MYTRAVEL:
> > Jl.
> > Harsono RM No. 41 Ragunan - Pasar Minggu, Jakarta Selatan
> > Telp. (021)
> > 70998742-43, 78830891 Fax. (021) 78830891.
> > E-mail:mytravel_assistance
> > @yahoo.com. Dan ini adalah daftar penanggung jawab dari
> > Tour kemarin: UMI:
> > 081318787636, RIZKY: 08568048881, EFAN: 081584678787, ADIS:
> > (021) 94862324
> >
> > Saya juga akan melampirkan surat perjanjian dan itinerary
> > dari mereka, agar
> > semua orang tahu bahwa janji-janji manis mereka semua tidak
> > ada yang
> > terbukti!!
> > Yang saya tulis disini hanyalah cerita-cerita intinya
> > saja.. Masih BANYAK
> > LAGI
> > detail-detail yg mungkin akan menjadi panjang kalau ditulis
> > disini. Intinya,
> > saya tidak akan pernah mau menggunakan jasa MyTravel lagi
> > seumur hidup saya!
> > Dan
> > saya harappun anda belajar dari kesalahan saya ini. Untuk
> > MyTravel, Thanks
> > for
> > the bad service, HOPE NOT TO SEE YOU AGAIN!!!! Please
> > spread thisss!!!!!
> >
> > --
> > Best Regards,
> > Edwina Zuldiany Gobel (Avy)
> > Editorial & Promotion Support
> > MAXIM INDONESIA
> > The World's Biggest Men's Magazine
> > PT Star Media Abadi
> > Graha Surya Internusa, 7th Floor Suite 703A
> > Jl. HR Rasuna Said Kav. X-O
> > Jakarta 12950
> > Tlp: 021 - 5793 0408
> > Fax: 021 - 5793 0406
i like traveling so add me in your site http://freedownloadimageswallpaperanimation.blogspot.com
very good site
my url is http://freedownloadimageswallpaperanimation.blogspot.com
wah kita satu penderitaan..
My travel emang sucks banget'maaf'
baru2ini mereka gencar menawarkan paket liburan KLmelalui sms& email
gilaa!!!siapa juga yg mau pergi.
buatyg menerima tawaran mereka hati2 jangan mudah percaya sama janji2 tak berujung
Post a Comment